Mitos Keaslian Madu


Beberapa tahun Belakangan obat herbal menjadi pengobatan alternatif yang diminati banyak masyarakat. Selain karena obat herbal dipercaya memberi kesembuhan yang lebih laten dan tidak menimbulkan efek samping, alas an-alasan emosional bahwa beberapa obat herbal kerap digunakan Rasulullah SAW untuk menjaga kesehatan membuat masyarakat semakin gandrung menggunakan obat herbal.

Salah satu obat herbal yang menjadi primadona adalah madu. Dalam banyak literatur madu memiliki banyak khasiat. Namun kini dengan semakin banyaknya permintaan madu, membuat beberapa oknum produsen melakukan kecurangan seperti mencampur madu dengan bahan-bahan lain.


Anggapan Keliru Tentang Pengujian Keaslian Madu
Dengan semakin maraknya madu palsu beredar, sebagai counter-nya beredar pula ditengah masyarakat beberapa cara yang dianggap dapat membedakan antara madu asli dengan madu palsu, padahal cara itu tidak sepenuhnya benar. Beberapa cara tersebut adalah:

1. Madu Asli tidak dikerubungi semut. Sedangkan madu palsu dikerubungi semut.
Anggapan ini tidak tepat karena madu yang dihasilkan tergantung dari sari madu yang diambil oleh lebah. Apabila madu diambil dari bunga sepatu atau rambutan, madu akan terasa manis dan otomatis dikerubungi semut. Tapi apabila madu diambil dari bunga sambiloto madu tidak akan dikerubungi semut

2. Madu Asli akan meletup jika kemasan botol dibuka, madu palsu tidak meletup.
Pemikiran ini keliru karena letupan tersebut merupakan hasil pemecahan bakteri E-Coli terhadap senyawa (Hidrogen peroksida) yang berada di dalam madu menjadi H2 dan O2. Jika madu telah menghasilkan gas tersebut berarti madu sudah terkontaminasi E-Coli dalam jumlah yang banyak, sehingga efek antibiotic yang terdapat dalam madu menjadi hilang. Dan madu dalam keadaan seperti ini tidak layak lagi dikonsumsi

3. Apabila korek api yang dicelupkan/ dilumuri oleh madu asli akan tetap menyala apabila dinyalakan. Tapi, pada madu palsu korek api tidak menyala.
Teori ini tidak tepat, sebab madu yang dihasilkan lebah tergantung musim yang sedang berlangsung saat itu. Apabila saat musim hujan, madu cenderung memiliki kandungan air yang tinggi. dan sebaliknya jika madu diambil pada musim kemarau/ panas. Untuk standar SNI sendiri kadar air dalam madu tidak boleh lebih dari 20%

4. Madu asli jika disatukan dengan telur, telur akan matang. Tapi madu palsu tidak.

Ilmu mengenai uji klinis ini kurang tepat, sebab apabila madu bisa membuat matang sebuah telur, berarti madu tersebut telah mengalami fermentasi yang mengakibatkan efek panas yang menyebabkan telur menjadi menggumpal. Dan madu tersebut tidak layak konsumsi

5. Madu asli tidak membeku dalam kulkas.
Anggapan ini hampir sama dengan dengan anggapan no 3. Yang intinya beku atau tidaknya dipengaruhi kadar air. Makin tinggi kadar air makin mudah membeku, karena itu madu tidak dianjurkan ditaru dalam kulkas.

Mengetes Keaslian Madu
1. Uji Tetes/ Tuang
Siapkan air dalam gelas bening, lalu tuang madu dalam gelas. Setelah itu lihat dengan seksama bagaimana madu tersebut sampai dasar gelas. Untuk madu asli akan langsung sampai kedasar gelas. Sedang madu palsu akan terjadi pemencaran cairan sebelum mencapai dasar gelas.

2. Uji Cawan Petri/Goyang

Siapkan cawan yang dasarnya pipih dan agak lebar yang telah diberi air hangat, tuangkan madu lalu goyangkan. Madu asli akan membentuk bentuk heksagonal (segi enam) karena madu mengandung ikatan enzim sehingga antar komponen madu tidak terpisah.

3. Uji Bakar
Madu asli ketika dibakar tidak akan berubah warna, ketika berubah rasa dan berbusa, maka busa akan cepat hilang saat api dimatikan. Tapi jika madu tersebut gosong dan baunya berubah berarti madu tersebut madu palsu.

4. Cek PH
Madu yang baik bersifat asam dan memiliki kadar PH 3-4.

* diolah dari berbagai sumber

Bojong Sari, 21 Sya'ban 1432